Sabtu, 12 Mei 2012

Apel Bantu Cegah Pembekuan Darah





Mengonsumsi sebutir apel per hari ternyata dapat menurunkan risiko pembekuan darah yang mengancam jiwa. Pembekuan darah merupakan cikal bakal dari risiko penyakit serangan jantung.
Sebuah tim di Harvard Medical School telah menemukan bahan kimia, yang disebut rutin, sebuah agen anti-pembekuan darah di pembuluh nadi dan vena.

Rutin bisa ditemukan di apel, jeruk, bawang, teh hitam dan hijau, yang diharapkan bisa menjadi alternatif pengobatan di masa depan untuk melindungi terhadap serangan jantung.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa bahan kimia tersebut membantu memblokir enzim yang berbahaya yang terlibat dalam pembentukan pembekuan darah. Enzim ini - rotein disulfida isomerase (PDI)- dilepaskan dengan sangat cepat ketika gumpalan darah terbentuk dalam arteri dan vena.

"Rutin terbukti menjadi senyawa yang paling berpotensial anti-pembekuan darah yang pernah kami uji. Penemuan ini menunjukkan bahwa rutin dapat mengobati dan mencegah jenis gumpalan darah," papar pimpinan penelitian Prof Robert Flaumenhaft dilansir melalui Foxnews (10/5).

Warna Mata Bantu Deteksi Penyakit Kulit


Penelitian terbaru menunjukkan bahwa warna bola mata dapat memprediksi risiko vitiligo, sebuah penyakit autoimun dimana kulit kehilangan pigmennya. 
"Vitiligo merupakan penyakit autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel pigmen normal, " jelas Richard Spritz, MD, dari Human Medical Genetics and Genomics Program di CU School of Medicine, dilansir Healthday (9/5).

Selain itu, orang yang menderita vitiligo memiliki risiko lebih besar untuk penyakit autoimun lainnya, seperti penyakit tiroid dan diabetes tipe 1.

Penelitian terhadap 3.000 orang dengan vitiligo non-Hispanik/Latin Amerika keturunan Eropa menemukan bahwa orang dengan bola mata biru cenderung tidak memiliki vitiligo. Para peneliti juga mengidentifikasi 13 gen baru yang dapat memengaruhi seseorang berada pada kondisi tersebut.

Diantara pasien dengan vitiligo, sekitar 27 persen memiliki bola mata berwarna biru atau abu-abu, sedangkan 43 persen memiliki mata coklat dan 30 persen memiliki bola mata hijau.

Meskipun penelitian ini memfokuskan pada vitiligo, para peneliti juga menemukan temuan lain, bagaimana warna bola mata juga membantu memprediksi risiko orang untuk melanoma. Orang dengan bola mata coklat memiliki risiko lebih rendah terkena melanoma.

"Secara genetik, dalam beberapa hal yang membuat vitiligo dan melanoma berlawanan. Beberapa variasi genetik membuat seseorang berisiko
terkena vitiligo dan orang lain cenderung tidak mudah terkena melanoma,
begitu juga sebaliknya. Kami berpikir bahwa vitiligo mewakili aktivitas berlebihan dari proses normal dimana salah satu sistem kekebalan tubuh mencari dan menghancurkan sel perkembangan awal dari sel kanker melanoma," tambahnya.
 My Mother’s Touch 

Do you know my mother the most happy and rejoiced,
When I first invoked mother in my sweet little voice.

Do you know my mother felt completely unharmed,
When I assured her my soundness in long deep calm.

Do you know my mother has been the most dynamic,
When she tried to sway me over by her all motherly tricks.

Do you know my mother’s joys had no limits,
When I played around holding her in tight grips.

Do you know my mother got brimmed with emotions
When even in the moments of least of adulations.

Do u know my mother has been the most complacent,
When she watched me growing from a drop to an ocean.

Do you know my mother stayed most down,
When she saw her child growing weak and frowned.

Do you know my mother has been the most depressed,
When I least cared for her doubts and stress.

Do you know my mother has in her untold stories,
Which she hid from the world of success and glories.

Do you know my mother never complained,
Because loving me unconditionally was her only aim.

Do you know I will also not ever leave her alone,
She is the most valuable gift I can ever own.
Foto "Yesus" Muncul di Ikan Pari 



Seorang wanita berusia 24 mengaku terkejut menemukan ikan ini. Saat itu juga, ia memotret ikan pari yang terdampar di pantai di South Carolina, Amerika Serikat (AS).

Saat melihat foto itu, Erika Scheldt terpesona melihat gambar yang ada di punggung ikan ini.

“Awalnya saya melihat gambar ini seperti gambar gelandangan berjenggot. Namun saat saya mengunggahnya di Instagram, teman saya mengatakan itu mirip Yesus,” paparnya.
Wanita "Barbie" 21 Tahun yang Menghebohkan Youtube




Valeria Lukyanova menjadi sensasi di Youtube. Wanita berusia 21 tahun asal Rusia ini memiliki wajah dan bentuk tubuh seperti boneka barbie. Seperti apa?

Boneka barbie menjadi mainan utama di kalangan anak perempuan. Bahkan mereka bermimpi memiliki kehidupan dan wajah seperti boneka plastik tersebut.

Valeria Lukyanova kemudia menjadi sensasi internet. Ia memiliki wajah dan tubuh yang sangat menyerupai dengan boneka barbei.

Tubuhnya ‘sempurna’ dengan wajah dan rambut yang tampak nyata seperti boneka barbie di kehidupan nyata.

Dalam salah satu video yang diunggah di Youtube, ada adegan dimana Valeria Lukyanovamengunjungi dokter bedah da ingin mendapatkan tubuh barbie.


Tetapi tidak semua pengguna internet percaya akan keaslian tubuh Valeria Lukyanova. Pasalnya ia benar-benar ‘sempurna’ laiknya boneka barbie.

Sebut saja soal lekuk tubuhnya. Ia memiliki pinggang yang sangat kecil dan berpayudara besar. Tetapi di laman Facebook-nya, hampir foto-foto yang diunggah didominasi oleh foto tersebut.

Inilah Kisah Wartawan yang Tersesat di Gunung Salak saat Meliput Sukhoi


Dua wartawan, Ade Danhur dan Ray Jordan, sempat tersesat saat ikut ke lokasi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Puncak I Gunung Salak. Setelah ditemukan tim SAR, kedua berbagi cerita mengapa mereka sampai bisa kesasar di gunung yang terkenal dengan medan sulit itu. Ade dan Jordan tiba Posko Utama Evakuasi Embrio Penangkaran Sapi, Cipelang, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 12 Mei 2012, sekitar pukul 11.15 WIB. 

Ade pun menceritakan kenapa dia bersama Jordan sampai tersesat. Kata Ade, dia bertemu dengan Jordan di Puncak Salak I, dekat dengan tebing yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet-100. Karena kedalaman tebing yang dalam dan curam, keduanya memutuskan untuk tidak turun lembah.

"Yang turun itu Kopassus (Komando Pasukan Khusus) sama Tim Garuda pakai tambang. Tapi Tim Garuda ini naik lagi, dia bilang medannya parah. Jadi cuma Kopassus yang terus ke turun sampai dasar lembah," kata dia.

Di sana, lanjut Ade, mereka bertemu dengan dua anggota dari Jakarta Rescue. Dua anggota Rescue itu hendak turun ke bawah. Maka Ade dan Jordan memutuskan untuk turun ke bawah bersama mereka, karena mengetahui jalur ini bukanlah jalur umum pendaki.

"Itu kan jalur yang baru dibuka. Tapi dua orang Jakarta Rescue itu malah memutuskan untuk naik ke atas. Di situ kami bingung. Akhirnya saya sama Jordan memutuskan lanjut turun ke bawah. Karena kondisi kami sudah tidak memungkinkan untuk naik ke atas lagi," kata dia.

Di situlah dia bersama Jordan mulai kehilangan arah dan terpaksa membuka jalur kembali. "Tapi anehnya setiap kali kami buka jalur, itu jalur hilang lagi pas kami lihat ke belakang. Lihat ke depan juga jalurnya tertutup," kata Ade.

Mereka pun berteriak, meski tahu di gunung dilarang berteriak. Sampai akhirnya teriakan mereka mendapat balasan teriakan dari atas yang kemudian diketahui itu adalah tim Badan SAR Nasional. "Kami akhirnya menemukan bekas bivak Marinir, karena masih ada bekas ransum Marinir. Kami putuskan bermalam di situ. Sambil masih berteriak memberi tahu posisi kami," kata dia.

Ade yang memang memiliki pengalaman naik gunung ini mengatur agar persediaan logistik miliknya cukup untuk berdua. "Air cuma sebotol kecil. Jordan minta, saya enggak kasih. Saya bilang tahan. Makan cuma satu biskuit aja," kata dia.

Beruntung, esok harinya sekitar pukul 08.45 WIB mereka bertemu dengan salah seorang anggota Brimob yang kemudian menuntun keduanya berjalan turun sampai bertemu tim Basarnas. "Alhamdulilah akhirnya saya dan Jordan selamat," kata dia.

Sementara itu, Jordan pun mengakui, jika logistik yang dipersiapkan seadanya. "Saya akui saya kurang persiapannya," kata Jordan yang merupakan wartawan Detikcom ini.

Sesampainya di posko, keduanya pun mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh tim evakuasi, seperti Marinir, Kopassus, Brimob, Basarnas, PMI, dan masyarakat. Karena pertolongan tim evakuasi itu, keduanya dapat selamat. "Kami mau mengucapkan terima kasih kepada tim evakuasi," kata Ade, yang merupakan pewarta foto dari media Balipost.
Keduanya tidak mendapat perawatan insentif karena masih dalam keadaan sehat. Ade mengatakan, dirinya memang sudah mempersiapkan untuk meliput di Gunung Salak. Karenanya, dia sudah membawa persediaan logistik yang cukup. "Saya memang sering naik ke Salak. Jadi saya persiapan semuanya," kata Ade. "Tapi Jordan  ternyata enggak bawa persediaan logistik, cuma seadanya." 

Presiden yang Tak Punya Mobil,Hanya Punya Skuter 



Pekan depan, Francois Hollande akan dilantik sebagai Presiden Prancis yang baru menggantikan Nicolas Sarkozy. Kontras dengan Sarkozy, Hollande benar-benar mencitrakan "Tuan Normal" alias orang kebanyakan. Saking normalnya, Hollande tak memiliki mobil, hanya sebuah skuter bermerek Vespa. Meski tak punya mobil, asetnya lumayan, sebuah rumah di selatan Prancis, di pantai Riviera, yang bernilai 1,17 juta euro atau sekitar Rp14 miliar. Bersama ayahnya, Hollande juga berbagi kepemilikan dua apartemen di Cannes yang bernilai 370.000 euro.

Meski begitu, jika ditambah tabungan, kontrak asuransi dan furnitur, kekayaan totalnya sekitar Rp15 miliar saja. Sementara pendahulunya, Nicolas Sarkozy yang kenal sebagai "Presiden Bling Bling", pada Maret 2012 telah memiliki kekayaan lebih dua kali lipat dari Hollande yakni 2,7 juta euro atau Rp32 miliar.

Di Paris, pemimpin Partai Sosialis ini menyewa sebuah apartemen dan menggunakan skuter atau angkutan umum ke mana-mana. Dengan kekayaan yang hanya 1,2 juta euro, Hollande persis di bawah garis yang mewajibkannya membayar pajak kekayaan di Prancis.

Rumah di Riviera dibeli Hollande pada 1986, separuh dari harganya sekarang. Rumah ini tempat Hollande dengan pasangannya yang lama, Segolene Royal, yang memberinya empat anak menghabiskan musim panas.

Kini Hollande tinggal bersama Valerie Trierweiler, seorang jurnalis yang menyatakan tetap ingin bekerja, karena harus menghidupi tiga anak yang telah dimilikinya sebelum bertemu Hollande.

Maklum, hal pertama yang akan dilakukan Hollande jika sudah resmi menjabat presiden adalah memotong gaji presiden 30 persen yang mencapai 19 ribu euro atau  Rp230 juta per bulan.